Senin, 15 Agustus 2011



AYAT-AYAT AL-QUR’AN, TAFSIR, HADIST, ASBABUNNUZUL DAN KHAZANAH PENGETAHUAN MENGENAI AL-QUR’AN

Oleh : Solihat, S. Pd.

Alhamdulillah puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai rahmat, hidayah dan nikmat kepada kita, terutama nikmat iman, islam,ihsan, dan nikamat sehat, sehingga sampai saat ini kita masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah dan ampunan. Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad saw, Kepada keluarga beserta para sahabatnya. Semoga kita semua akan mendapat syafaatnya di hari akherat nanti. Amiiin yarobbal alamiin.

Saudaraku sekalian.....Agar kita lebih semangat! dalam beribadah di bulan Ramadhan ini, saya ingin menyampaikan atau mengingatkan kembali khususnya untuk saya pribadi dan kepada saudaraku semuanya tentang keutamaan-keutamaan di bulan Ramadhan yang diantaranya adalah perbanyak dzikir dan membaca Al-qur’an disamping kita harus melasanakan puasa wajib selama satu bulan. Agar lebih afdol lagi dalam berzikir dan lebih cinta pada Al-qur’an sehingga bisa lebih rajin membacanya ada baiknya kita mengetahui banyak tentang Al-qur’an itu sendiri, baik ayat-ayat yang membahas tentang Al-qur’an, tafsir, hadist, asbabunnuzul, khazanah pengetahuan mengenai Al-qur’an, maupun pahala dan waktu yang tepat membaca Al-quran. Meskipun.... sebenarnya untuk beribadah, kita sebaiknya tidak menghitung-hitung pahala karena hanya Allah yang tau tentang keikhlasan kita dalam beribadah, betul..........?.

Untuk itu yuuu.... mariii ...kita sama-sama baca artikelku ini. Semoga bermanfaat.

Pengertian Al-quran.

Pengertian Al-quran, Arti Qur’an menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti ‘bacaan’, asal kata qara`a.

Kata Alqur’an itu berbentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu maqru` (dibaca).
Adapun definisi Alqur’an adalah: “Kalam Allah swt. yang merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad saw. dan ditulis di mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.”

Waktu – waktu yang lebih utama membaca Al-qur’an.

Pada hakekatnya tidak ada waktu yang makruh untuk membaca Al-qur’an, hanya saja ada beberapa dalil yang menerangkan bahwa ada waktu-waktu yang lebih utama dari waktu-waktu lainnya untuk membaca Al-qur’an.

Waktu-waktu tersebut adalah :

1. Dalam sholat

An-Nawawi berkata;

‘Waktu-waktu pilihan yang paling utama untuk membaca Alqur’an ialah dalam sholat.’

Al Baihaqi meriwayatkan dalam asy Syu’ab dari Ka’ab r.a. ia berkata:

“Allah telah memilih negeri-negeri, maka negeri-negeri yang lebih dicintai Allah ialah negeri al Haram (Mekkah). Allah telah memilih zaman, maka zaman yang lebih dicintai Allah ialah bulan-bulan haram. Dan bulan yang lebih dicintai Allah ialah bulan dzulhijjah. Hari-hari bulan Dzulhijjah yang lebih dicintai Allah ialah sepuluh hari yang pertama. Allah telah memilih hari-hari, maka hari yang lebih dicintai Allah ialah hari Jum?at. Malam-malam yang lebih dicintai Allah ialah malam Qadar. Allah telah memilih waktu-waktu malam dan siang, maka waktu yang lebih dicintai Allah ialah waktu-waktu sholat yang lima waktu. Allah telah memilih kalam-kalam (perkataan), maka kalam yang dicintai Allah adalah lafadz ‘La ilâha illallâh wallâhu akbar wa subhanallâhi wal hamdulillâh.“

2. Malam hari

Waktu-waktu yang paling utama untuk membaca Alqur’an selain waktu sholat adalah waktu malam,

Allah menegaskan,“Di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sholat).” (QS. Ali Imron 3:113)

Waktu malam ini pun dibagi menjadi 2:

  • Antara waktu Maghrib dan Isya
  • Bagian malam yang terakhir

3. Setelah Subuh

Al-quran yang diwahyukan kepada kepada nabi Muhammad saw mempunyai manfaat atau keutamaan yang besar bagi umat.

Beberapa manfaat dan keutamaan membaca Al-quran :

1. Membaca al-quran mendatangkan rahmat dan pahala dari Allah SWT.

Rasulullah bersabda: Barang siapa membaca satu huruf dari Al- qur’an, dihitung untuknya satu kebaikan , dan pahala satu kebaikan adalah sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan”Aliif laam miim itu satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Laam satu huruf dam Miim satu huruf.”(HR Tarmidzi).

2. Al-quran menentukan tinggi atau rendahnya

tempat di surga bagi pembacanya.

3. Al-qur’an akan memberikan syafaat bagi yang membacanya di akhirat kelak.

4. Balasan bagi orang tua yang anaknya selalu membaca dan mengamalkannya di

akherat.

5. Al-quran akan mendatangkan ketentraman, ketenangan, kedamaian dan penyembuh

bagi orang yang rajin membaca dan mengamalkanya.

“ Dan kami telah menurunkan dari Al-quran, suatu yang menjadi penawar(obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-qur’an itu tidaklan menambah kepada orang-orang yang zalimselain kerugian (QS 17:82)

AYAT-AYAT AL-QUR’AN, TAFSIR, HADIST, ASBABUNNUZUL DAN

KHAZANAH PENGETAHUAN MENGENAI AL-QUR’AN

1. Perintah Untuk Membaca Al-qur’an

“Orang-oang yang telah kami berikan kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang -orang yang merugi”. (QS Al-Baqarah, 2:121)

“Dan bagaimana kamu(sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah telah dibacakan kepada kamu, dan Rosulnya(Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barang siapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus”.(QS Ali ‘Imron, 3:101

Asbabunnuzul

QS Al ‘Imron, 3:101 – 103

Diriwayatkan oleh Al-faryabi dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas r.a. Bahwa suatu ketika suku Aus dan Khazraj berkumpul dalam satu majlis. Mereka menceritakan tentang permusuhan mereka pada zaman jahiliah. Hal itu memancing kemarahan diantara mereka hingga ada yang berdiri dan menghunus pedang. Maka dari itu turunlah ayat ini yang mendamaikan perselisihan mereka. (Asbabun Nuzul;studi pendalaman Al’quran:166)

Tafsir At-tabari

Maksud ayat ( Bagaimana kamu( sampai) menjadi kafir ), yaitu wahai kaum mukmin, setelah kalian beriman kepada Allah dan Rosulnya, kemudian kalian murtad.

Maksud ayat( padahal ayat-ayat Allah telah dibacakan kepada kamu), yaitu berupa hujjah Allah kepada kalian di dalam Kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi-nya, Muhammad SAW.

Maksud ayat,( dan Rosulnya(Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu), yaitu sebagai hujjah Allah yang lain, yang menyertai kitabnya. Dia mengajak kalian kepada kebenaran, dan membukakan hati kalian untuk menerima hidayah dan petunjuk, juga melarang kalian dari kejahatan dan kesesatan. Seolah-olah Allah hendak mengatakan : “maka apa alasan kalian dihadapan Tuhan kalian, tentang penolakan kalian terhadap kenabian Nabi Kalian, kembali murtad, serta kembali kepada kejahiliyahan? Jika kalian kembali kepada keadaan semula dan menjadi kafir, maka kepadanya terdapat hujjah yang jelas dan ayat-ayat yang terang atas kesalahan perbuatan kalian, jika kalian melakukannya.

Maksud ayat,( Barang siapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus), yaitu barang siapa bergantung pada sebab-sebab dari Allah, dan berpegang kepada agama-Nya serta menaati-Nya, maka dia diberi taufik pada jalan yang terang dan jalan yang lurus. Maka dia beristiqomah menuju ridho Allah dan keselamatan dari siksa Allah serta kemenangan mendapatkan surga-Nya.(Tafsir At-Tabari jilid V, 2001:633-636).

Tafsir Ibnu Kasir

Karakter kaum muslimin selalu setia kepada rosululloh saw, Bahkan beliau sangat mengagumu umat islam yang tidaka pernah bertemu dengan beliau. Hanya karena keimanan, mereka menaati semua ajaran yang dikandung dalam Al-Qur’an.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa para sahabat bercakap-cakap dengan Rosullah saw. Beliau bertanya,”Keimanan siapakah yang paling kalian kagumi, ”Mereka menjawab,”Malaikat”Beliau menimpali, “Bagaimana mungkin malaikat tidak beriman, sementara mereka berada di samping Tuhan mereka?”Para sahabat menjawab lagi, “Kalau begitu para Nabi.”Beliau menimpali, “Bagaimana mungkin mereka tidak beriman, sementara mereka selalu mendapatkan wahyu dari-Nya?”Mereka menjawab, “kalau begitu, kami.” Rosulullah menimpali, “Bagaimana mungkin kalian tidak beriman, sementara Nabi berada diantara kalian?”Mereka pun bertanya “Lalu, siapakah yang patut kamu kagumi, wahai Rosulullah?”Beliau menjawab”Generasi setelah kalian. Mereka mengimani semua yang disampaikan dalam mushaf .”(HR Thabrani)Rasulullah saw. Kemudian membacakan surat Ali ‘Imron ayat 101(Al-Misbah Al-Munir fi TahzibTafsir Ibnu Kasir, 1999:186)

2 . Perintah Untuk Diam Ketika Al-qur’an Dibaca

“Dan apabila dibacakan Al-qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”(QS Al-Araf, 7:204)

Asbabunnuzul

(QS Al-Araf, 7:204)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Hurairah dan dari Ibnu Mas’ud bahwasanya ayat ini turun berkaitan dengan seorang bercakap-cakap dengan suara keras di belakang Rosullullah yang tengah melaksanakan shalat. Ayat ini menegaskan agar jika dibacakan Al-qur’an, hendaklan diperhatikan dan didengarkan.

Diriwayatkan dari Az-zuhri, dia berkata bahwa ayat ini turun berkaitan dengan seorang pemuda kaum Ansor yang setiap kali Rosulullah saw membaca sesuatu, dia mengikuti mengucapkan bacaan itu. Sa’id bin Mansur berkata dalam sunan-nya, “Muhammad bin Ka’ab berkata ‘orang-orang menyahuti bacaan Rosulullah. Jika beliau membaca sesuatu, mereka ikut membaca bersamanya sehingga turunlah ayat ini.”(Lubabun Nukul:93).

Tafsir At-Tabari

Pada ayat-ayat sebelumnya Allah telah menjelaskan tentang berbagai keistimewaan Al-qur’an, dan bahwa ia merupakan ayat-ayat yang terang bagi kaum mukmin, petujuk dan rahmat. Sedangkan pada ayat ini diterangkan petunjuk-petunjuk yang menuntun ke arah jalan yang mengantarkan seseorang agar memperoleh rahmat dari Al-qur’an itu, dan memperoleh berbagai manfaat besar yang terkandung di dalamnya, yaitu dengan cara mendengarkan bila Al-qur’an itu dibacakan.

Para ahli tafsir berselisih pendapat tentang orang yang diperintah untuk mendengarkan Al-qur’an ketika dilantunkan, dan ia diam tidak bicara, sebagian mereka berpendapat bahwa yang dimaksud adalah orang yang tengah shalat, orang yang tengah berada di belakang imam yang membaca Al-qur’an diperintah untuk mendengarkannya, tidak diperkenankan mengikuti bacaannya, karena berdasar sebab inilah ayat ini turun. Haditsnya diriwayatkan oleh Abu Kuraib, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin ‘lyasy, dari ‘Ashim, dari musayyab bin Rafie’,dari Abdullah.

Sedang pendapat yang lain adalah bahwa yang dilarang untuk diam adalah ketika ayat Al-qur’an disampaikan ketika khutbah, terutama ketika khutbah Jum’at, pendapat ini didasarkan kepada riwayat Tamim bin Al Muntashir, ia berkata, Ishak Al Azraq telah menceritakan kepada kami, dari syuraik, dari Sa’id bin Masruq, dari mujahid.

Namun ada pula yang dimaksud adalah di dua keadaan itu, pendapat ini didasarkan kepada riwayat Al Mutsanna, ia berkata, Syu’ban telah menceritakan kepada kami, dari Manshur, ia mendengar Ibrahim bin Abi Harrah, dari mujahid.

Intinya, barang siapa mendengarkan dan diam ketika Al-qur’an dibacakan, maka dialah yang lebih dekat untuk dapat memahami dan memikirkannya. Dan orang seperti itulah yang patut diberi rahmat.(Tafsir At-Tabari jilid X,2001:658).

Tafsir Ibnu Kasir

Setelah Allah menjelaskan bahwa Al-qur’an adalah bukti bagi manusia dan sebagai penunjuk serta rahmat, Allah memerintahkan untuk diam ketika dibacakan Al-qur’an sebagai penghormatan dan penghargaan kepadanya. Tidak seperti yang dilakukan orang-orang kafir quraisy dalam firman-Nya sebagai berikut :

(dan orang-orang yang kafir berkata, janganlah kamu mendengarkan (bacaan)Al-qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka). (QS Fussilat, 41:26).

Dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rosulullah saw. Bersabda sebagai berikut “Barang siapa yang mendengarkan sebuah ayat dari kitab Allah, maka ditulislah baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang membacanya, maka ia akan mempunyai cahaya pada hari kiamat.”(HR Ahmad).

(Al Misbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Kasir, 1999:417).

Khazanah Pengetahuan

(QS Al-Araf, 7:204)

Hal-hal penting dalam Al-qur’an

Banyak orang membaca Al-qur’an , tetapi yang penting adalah sebagaimana yang Allah nyatakan dalam ayat-Nya yakni merenungkan tiap ayat Al-qur’an, mengambil pelajaran dari ayat tersebut dan memperbaiki prilaku seseorang sesuai pelajaran yang terkandung di dalamnya. Dalam QS Asy-Syarh, 94:5-6, misalnya, akan merenungkan ayat ini (ia paham bahwa Allah menciptakan kemudahan di samping setiap kesulitan . Oleh karena itu , yang harus dilakukannya ketika menemui sebuah kesulitan adalah percaya penuh kepada Allah dan menantikan kemudahan yang akan datang kemudian. Dengan janji Allah ini ia melihat bahwa putus harapan atau menjadi panik di saat munculnya kesulitan adalah sebuah tanda dari lemahnya iman). Setelah membaca dan merenungkan ayat di atas, perilakunya yang selalu sejalan dengan ayat tersebut sepanjang hidupnya.

Allah mengisahkan beberapa pelajaran dari kehidupan para nabi dan rasul yang hidup di masa lampau agar manusia dapat melihat bagaimana perilaku, pembicaraan dan kehidupan manusia yang diridhai Allah, dan menjadika mereka sebagai panutan. (Haru Yahya. Bagaimana Seorang Muslim Berfikir,2000).

3. Membaca Taawudz Ketika Membaca Al-qur’an

(QS An-Nahl, 16:98)

“Maka apabila engkau (Muhammad)hendak membaca Al-qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari syetan yang terkutuk.

4.Sifat Al-quran Dan kewajiban Untuk Beriman Kepadanya.

“Kitab( Al-qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS Al-Baqarah, 2:2).

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka,”(QS Al-Baqarah, 2:3).

Tafsir At-tabari

(QS Al-Baqarah, 2:3).

(Al-Gaibi) berarti segala hal yang masih tersembunyi. Oleh karena itu, beriman kepada perkara yang gaib berarti membenarkan adanya surga dan neraka, pahala dan siksa juga adanya hari kebangkitan, serta membenarkan adanya Allah, malaikat, kitab-kitab, rosul-rosul, dan segala hal yang sebelumnya disangkal oleh orang-orang Arab jahiliyah, padahal perkara-perkara itu adalah perkara-perkara yang wajib diimani walaupun hakikatnya masih tersembunyi

Tafsir At-tabari

(QS Al-Baqarah, 2:3).

Ibnu Abbas berkata, (beriman) berarti membenarkan. “Muammar meriwayatkan, Az-zuhri berkata, “iman berarti perbuatan.”Abu Ja’far ar-Razi meriwayatkan dari Rabi bin Anas, kata(beriman) berarti takut.

Menurut Ibnu Jarir, definisi yang tepat untuk kata (beriman) adalah orang-orang yang mengimani hal gaib dengan perkataan, perbuatan dan keyakinan. Takut kepada Allah SWT, termasuk dalam makna iman jika disertai pembenaran berupaperkataan dan perbuatan. Secara prinsip, kata”iman’ mengakumulasi keyakinan terhadap Allah, kitab-kitabnya, dan para rasul-Nya jika dibuktikan dengan perbuatan.

Hadis Sahih

Rasulullah bersabda, “Ada tiga perkara yang barang siapa yang dapat mengumpulkan ketiga hal itu dalam dirinya, maka ia telah dapat mengumpulkan keimanan secara sempurna. Yaitu , memperlakukan orang lain sebagaimana engkau suka dirimu diperlakukan oleh orang lain, memberi salam terhadap setiap orang(yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal), dan mengeluarkan infak di jalan Allah, meskipun hanya sedikit.”HR Bukhari,9)

Kesimpulan

Pada akhir tulisan ini, saya muat sebuah kisah yang saya ambil dari salah satu blog di intenet yang menceritakan seorang kakek tua dan seorang cucu. Saya sangat tertarik dengan kisah ini karena singkat, jelas, akan tetapi sarat dengan makna. Ini ceritanya...

KISAH KAKEK TUA DAN SEORANG CUCU

Ini adalah kisah seorang kakek tua yang hidup bersama cucu satu-satunya. Sang kakek adalah seorangmuslim yang taat, tiada hari dalam hidupnya tanpa membaca Al-Quran.

Si Cucu yang melihat betapa sang kakek begitu khidmat membaca Al-Quran penuh dengan penghayatan, bertanya sq: “Kek…!! Mendengar kakek membaca Al-Quran, aku merasa hatiku sejuk sekali. Aku ingin sekali bisa memahaminya sebagaimana kakek. Tapi aku tidak mampu, adapun yang aku pahami, aku lupakan secepat aku menutup buku

Adakah manfaat-nya kita membaca AL-QURAN tanpa mengetahui artinya?

Sang kakek seakan tidak menghiraukan pertanyaan cucunya yang masih muda itu. Dia malah mengajak cucunya itu keluar rumah.

Sang kakek mengambil sebuah ember kotor (bekas mengangkut tanah liat), lalu dilubangilah ember itu di bagian bawah dan samping-sampingnya, beberapa lubang.

Si Cucu dengan keheranan dan rasa penasaran ingin mengetahui apa yang hendak dilakukan oleh kakek kesayangannya itu.

“Anakku…! Bawalah ember ini ke sungai, kemudian bawalah kembali kemari dengan sudah terisi penuh air.”

Si Cucu tentunya sadar, bahwa ember tersebut sudah bocor, maka mau tidak mau dia harus berlari setelah mengisi ember tersebut dengan air.

Si Cucu pun menyanggupinya. Dan pergilah dia ke sungai untuk mengisi ember tersebut dengan air, kemudian dia berusaha berlari sekencang-kencangnya agar setibanya di tempat kakeknya airnya masih penuh.

Dia pun melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tapi setibanya di tempat kakeknya, ternyata tidak sedikit pun air yang tersisa. Semua airnya habis tertumpah sebelum tiba di tempat kakeknya.

Sang kakek sesekali menertawakannya. Dan berkata, “Kali ini kau harus berusaha berlari lebih cepat lagi. AYO KAMU PASTI BISA….!

Si Cucu pun berusaha lebih semangat lagi. Sampai akhirnya…!!! Dengan terengah-engah dia berkata kepada kakeknya, “Kek…! Aku rasa ini mustahil secepat apapun aku berlari, air tersebut akan lebih dulu habis sebelum aku sampai disini. Jadi ini suatu hal yang percuma

Dengan tersenyum sang kakek berkata, “Anakku kamu pikir semua ini percuma? Sekarang coba lihat ini……….

Kakek menunjuk ke ember yang dipegang cucunya tersebut. Dan berkata, “Bukankah ember yang kau pegang tersebut sebelumnya kotor sekali?

Lihatlah sekarang, sudah menjadi ember yang bersih…! Luar dan dalam

Anakku hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Al-Quran. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membacanya lagi, kamu akan berubah, luar dan dalam… Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.

Untuk itu, Mari saudaraku sekalian.....! kita biasakan membaca Al-quran! Jangan biarkan satu hari kita tanpa membaca Al-Quran meskipun kita tidak tau artinya InsyaAllah ada pahala dan manfaatnya apalagi kita berusaha mengetahui, mempelajari dan mengamalkannya dengan ikhlas karena Allah, maka akan dapat lebih banyak pahala tentunya.

Al-Quran itu ada bukan untuk menyusahkan umatnya, begitu Dia mengatakan dirinya dalam Al-Quran itu sendiri. Bahkan jika kita menilik sebuah hadist rosulullah saw. Beliau bersabda, “Ada 4 golongan yang dirindukan surga. Pertama, mereka yang gemar membaca Al-Quran, … (dst)”. Subhanallah…! biasanya orang-orang ingin mencari dan masuk ke dalam surga, ini malah sebaliknya, surga yang mencari-cari penghuni untuk memasukinya. Dan mereka mencari salah satunya adalah orang-orang yang senang membaca Al-Quran, tiada hari tanpa membaca Al-Quran.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semuanya. Amiiin. Spirit ! spirit!!!

No day without reading Al-qur’an !

we love ISLAM!!!

we life just for Allah!

Make our life meaningfull Oke....!!!